Prosedur pemanfaatan lingkungan sabagai sumber belajar





A.     Prosedur pemanfaatan lingkungan sabagai sumber belajar
Ada tiga langkah yang bisa ditempuh dalam mengunakan lingkungan sebagai sumber belajar bagi anak (Zaman, dkk. 2010: 9.5) :
a)      Langkah perencanaan
Perencanaan menempati bagian yang penting. Melalui perencanaan yang matang yang disusun secara sistemmatik dan dalam pola pemikiran  yang menyeluruh akan memberi landasan yang kuat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, khususnya pembelajaran anak TK. Guru selaku pengelola kegiatan belajar harus mengetahui dan memahami  tentang apa-apa yang harus direncanakan.
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal-hal yang dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam perencanaan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar guru harus mencoba beberapa hal antara lain berikut ini:
1.      Kegiatan apa yang harus dikerjakan anak. Penetuan kegiatan-kegiatan itu berdasarkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Memberikan kesempatan  kepada anak untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar bererti mengarahkan anak untuk melakukan berbagai kegiatan dan memperoleh macam-macam informasi dan pengetahuan yang bermanfaat untuk anak.
2.      Menentukan di tempat-tempat mana kegiatan-kegiatan akan dilaksanakan oleh anak. pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada umumnya menawarkan berbagai kegiatan untuk anak. Tiap objek sebagai sumber kegiatan biasanya didapatkan dalam tempat yang berbeda-beda.
3.      Penentuan waktu untuk tiap tahap kegiatan dan target yang hendak dicapai dari waktu ke waktu. Salah satu karakteristik anak adalah memiliki rasa keingintahuan yang besar. Karakteristik tersebut cendrung membawa anak untuk terfokus terhadap beberapa kegiatan saja yang mereka rasakan sangat menarik, guru harus membantu mengarahkan anak untuk mengamati dan mempelajari objek-objek yang lain sehingga pengalaman belajar anak lebih banyak dan bervariasi.

b)      Langkah pelaksaan
Langkah pelaksanaan yaitu melakukan kegiatan belajar ditempat tujuan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Apabila kegiatan yang dilakukan itu adalah karya wisata atau survei ke objek tertentu, kegiatan biasanya diawali dengan penjelasan dari para petugas mengenai objek yang dikunjungi. Dalam kegiatan ini hendaknya petugas memberikan kesempatan kepada anak seluas-luasnya untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang berbagai hal yang harus diketahuinya, bahkan kalau memungkinkan guru membimbing anak-anak untuk mencatat informasi yang dianggap penting.
Selain informasi dari petugas, anak-anak dengan bimbingan petugas dan guru mengamati objek dan mempelajarinya. Dalam kegiatan ini para petugas masih memberikan penjelasan-penjelasan, anak bisa bertanya dan mencatatnya. Kemudian, anak-anak dalam kelompoknya dapat mendiskusikan hasil pengamatannya untuk dirumuskan dan dilaporkan kepada guru dan kelompok lainnya.
Apabila objek yang dipelajari bersifat bebas dan tidak memerlukan petugas khusus yang mendampinginya, seperti kegiatan berkemah atau pelayanan kepada masyarakat, anak-anak bisa langsung mempelajari objek studi, mengamatinya secara mencatatnya atau mengadakan wawancara dengan siapa saja yang dianggap layak.
c)      Langkah tindak lanjut
Langkah terakhir, yaitu tindak lanjut dari semua kegiatan yang telah dilaksanakan. Langkah ini bisa berupa kegiatan belajar didalam kelas untuk mendiskusikan hasil-hasil yang telah diperoleh dari lingkungan. Setiap kelompok diminta untuk melaporkan hasilnya di depan kelas, kelompok lainnya mendengarkan dan memberikan tanggapan seperlunya. Pada akhirnya, kita sebagai guru diminta untuk dapat memberikan penjelasan dan pembahasan akhir yang dikaitkan dengan tujuan pembelajaran. Guru juga dapat memberikan penilaian terhadap kegiatan-kegiatan dan hasil yang telah dicapai masing-masing anak. Tugas berikutnya dapat kita berikan kepada anak, misalnya berupa tugas dirumah, yaitu anak-anak diminta untuk membawa gambar-gambar binatang yang telah dilihatnya dikebun binatang meskipun gambar-gambar yang dibawa anak mungkin tidak cukup lengkap.   
B.     Teknik menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
Ada beberapa kegiatan yang dapat guru tempuh dalam merancang pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar untuk anak usia dini adalah sebagai berikut (Eliyawati 2005) :
1.      Tentukan tujuan kegiatan yang harus di capai anak berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Tujuan ini pada dasarnya berisi tentang berbagai kompetensi atau kemampuan yang di harapkan dapat di capai oleh anak. Di sarankan agar tujuan atau kemampuan ini di rumuskan secara spesifik atau di jabarkan secara operasional memuah kan dalam penilaian hasil kegiatan.
2.      Tentukan objek lingkingan yang akan di pelajari atau di kunjungi. Dalam hal ini perlu guru perhatikan keterkaitannya dengan tujuan atau kemampuan yang akan di capai sebab bagaimanapun kegiatan ini merupakan kegiatan pendidikan yang bertujuan. Selain itu guru perlu mempertimbangkan berbagai aspek yang berkaitan dengan kemudahan-kemudahan dalam mengunakan lingkungan sebagai sumber belajar di antaranya:
a.       Jarak yang harus di tempuh di upayakan tidak terlalu jauh. Lokasi sumber belajar lingkungan yang terlalu jauh di khwatirkan bisa menyebab kan kelelahan pada diri anak, di samping itu juga memerlukan persiapan yang cukup matang.
b.      Waktu yang tersedia di upaya kan tidak terlalu lama. Hal ini berkaitan dengan alokasi waktu kegiatan pendidikan untuk anak usia dini pada umumnya memang tidak terlalu lama.
c.       Biaya di upayakan di tekan sekecil mungkin, bahkan sebaiknya tidak perlu biaya khusus untuk kegiatan ini jika di lingkungan sekitar sekolah  sudah tersedia berbagai lingkungan sumber belajar yang bisa di manfaatkan untuk kegiatan belajar anak.
d.      Keamanan pada saat anak sedang melakukan kegiatan perlu mendapatkan perhatian yang eksama terutama dari pihak guru.
e.       Ketersediaan sumber belajar lingkungan yang akan di pelajari. Dalam hal ini, guru perlu melakukan penjajaan terlebih dahulu sebelum proses pendidikan di lakukan.
3.      Rumuskan cara belajar atau bentuk-bentuk kegiatan yang harus di lakukan anak selama mempelajari sumber belajar lingkungan. Misalnya anak di minta untuk mengamati sesuatu, mencari benda-benda, mengambar menirukan, mengikuti petunjuk guru, atau bentuk-bentuk kegiatan lainnya sesuai untuk anak usia dini.
4.      Siap kan hal-hal yang sifatnya teknis. Misalnya pembuatan tata tertib kegiatan yang harus di patuhi anak selama mengikuti kegiatan serta perlengkapan-perlengkapan yang harus di bawa masing-masing anak atau kelompok anak. Sebagai panduan guru dalam penilaian hasil pendidikan, perlu juga di siapkan semacam alat atau instrumen penilaian.
Teknik dalam pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar bisa dilakukan dengan cara membawa anak didik kedalam lingkungan yang akan dipelajari.
Adapun pemanfaatan lingkungan belajar itu harus mengetahui teknik-tekniknya terlebih dahulu. Agar para guru yang menggunkannya dapat efektif dan efisien. Dan ada beberapa cara dalam mempelajari lingkungan sebagai sumber belajar, yaitu sebagai berikut : (http://fajriperwita.blogspot.com/2012/12/lingkungan-sebagai-sumber-belajar.html)
1.      Survey
Yaitu siswa mengunjungi lingkungan seperti masyarakat setempat untuk mempelajari dan mengamati proses sosial, budaya, ekonomi, kependudukan, dan lain-lain. Kegiatan ini dilakukan siswa melalui observasi, wawancara dengan nara sumber, mempelajari data atau dokumen yang ada, dan lain-lain. Lalu, hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas bersama dan disimpulkan oleh guru dan siswa untuk melengkapi bahan pengajaran. Pelajaran yang dapat digunakan untuk survey diutamakan bidang studi ilmu sosial dan kemasyarakatan.
2.      Kamping atau berkemah
Kegiatan berkemah ini membutuhkan waktu yang cukup lama, karena siswa harus dapat menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu, iklim, suasana, dan lain-lain. Berkemah cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi, biologi, kimia, dan fisika.


3.      Field trip atau karyawisata
Karyawista adalah kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari obyek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah. Sebelum karyawisata dilaksanakan, terlebih dahulu direncanakan objek yang akan dipelajari, cara mempelajarinya, dan kapan sebaiknya dipelajari.objek karyawisata harus sesuai dengan bahan pengajaran, misalnya museum untuk pelajaran sejarah, kebun binatang untuk pelajaran biologi dan sebagainya. Karyawisata selain untuk kegiatan belajar juga untuk rekreasi yang mengandung nilai edukatif.
4.      Praktik Lapangan
Praktik lapangan ini dilaksanakan oleh para siswa untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus. Misalnya mahasiswa tarbiyah dan keguruan diterjunkan ke sekolah SMP untuk melatih kemampuan sebagai guru di sekolah. Siswa SMK dikirim ke perusahaan untuk mempelajari dan memepraktikkan pembukuan, akuntansi, dan lain-lain. Dengan demikian, praktik lapangan berkaitan dengan keterampilan tertentu sehingga lebih tepat untuk sekolah-sekolah kejuruan.
5.      Mengundang Nara sumber
Teknik kelima ini berbeda dengan teknik -teknik sebelumnya. Jika pada teknik sebelumnya kelas dibawa ke masyarakat, sedangkan pada nara sumber mengundang tokoh masyarakat ke sekolah untuk memberikan penjelasan mengenai keahliannya di hadapan para anak. Nara sumber yang diundang, hendakanya relevan dengan kebutuhan belajar anak, sehingga apa yang diberikan oleh nara sumber dapat memperkaya materi yang diberikan guru di sekolah. Dan kriteria nara sumber dilihat dari keahliannya dalam suatu bidang tertentu yang diperlukan bukan jabatan atau kedudukannya.
6.      Proyek Pelayanan dan Pengabdian pada Masyarakat
Cara ini dapat dilakukan, apabila sekolah ( guru dan anak secara bersama-sama melakukan kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan, partisipasi dalam kegiatan masayarakat dan kegiatan lain yang diperlukan). Cara ini memiliki manfaat yang baik bagi para siswa maupun bagi masyarakat setempat. Bagi anak bermanfaat untuk penerapan kecakapan dan keterampilan belajarnya dalam bidang tertentu. Sedangkan bagi masyarakat bermanfaat untuk memperbaiki keadaan yang seharusnya menjadi garapan masyarakat itu sendiri.


DAFTAR RUJUKAN

Eliyawati, Cucu. 2005. Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar Untuk
Anak Usia Dini. Jakarta : Depdiknas.
            belajar.html
Zaman, Badru, dkk. 2010. Media Dan sumber Belajar TK. Jakarta: Universitas
            Terbuka.
               

 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Prosedur pemanfaatan lingkungan sabagai sumber belajar"

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Followers